Sepak
bola merupakan sebuah permainan sekaligus olahraga yang tidak kalah cukup
banyak digemari orang-orang, termasuk saya. Olahraga ini digandrungi dari
berbagai kalangan, pria, wanita, mau yang muda sampai yang tua, seolah olahraga
ini menjadi pemersatu berbagai macam orang dari latar belakang yang berbeda
beda.
Kali
ini saya akan menceritakan kilas balik mengenai bagaimana saya bisa sangat
menyukai sepak bola hingga menjadi sebuah hobi hingga saat ini. sejak kecil
saya dan ayah saya senang menonton sepak bola, dari yang awalnya tidak mengerti
menjadi menyenangkan, menontonnya membuat saya penasaran bagaimana jika saya
berada di dalam lapangan luas itu? Menendang bola, hingga melakukan teknik-teknik
unik yang membuat penggemar terkagum-kagum. Sejak saat itulah saya bercita-cita
ingin menjadi seperti pemain sepak bola yang saya tonton di televisi.
Pada
saat saya sekolah dasar, saya juga mengikuti sekolah sepak bola guna
menyalurkan minat saya terhadap sepak bola. Orang tua sayapun sangat mendukung
keputusan saya, tidak apa-apa jika tidak mahir, karna setiap orang akan mahir
jika dilatih secara tekun. Saya membuktikan pilihan saya tidak salah dan ingin
membuat orang tua saya bangga. Karena disamping nilai internal yang harus saya
capai, orang tua saya kerap kali berharap saya memiliki kemampuan lain diluar
sekolah. Oleh karena itu saya tidak menyia-nyiakan dukungan dari orang tua dan
keluarga saya.
Ketika
saya menginjak bangku sekolah menengah pertama, saya masih menekuni hobi saya
di sekolah sepak bola. Saya mulai merasakan kemajuan pesat dalam sepak bola,
hingga suatu saat saya terpilih menjadi perwakilan antar sekolah untuk memasuki
suatu tim sepak bola kecamatan Cileungsi yang berisi pemain-pemain handal. Saya
sangat senang, karena dengan begitu saya bisa belajar dengan orang-orang baru. Setelah masuk ke dalam tim akhirnya saya diberi kesempatan juga untuk
merasakan pertandingan sepak bola antar kecamatan. Saya berusaha semaksimal
mungkin, dan akhirnya hasilpun tidak mengkhianati usaha. Saya beserta tim
berhasil memenangkan juara pertama turnamen sepak bola antar kecamatan. Saati
itu adalah pertama kalinya saya mendapatkan medali, membuat orang tua saya
bangga atas hasil berhasil yang saya raih.
Setelah
pertandingan itu, saya memantapkan hati untuk mengikuti seleksi antar kabupaten
Bogor. Namun sayangnya saat itu saya tidak terpilih menjadi pemain inti. Hal
itu lantas tidak membuat saya putus
harapan. Alih-alih berhenti bermain sepak bola, saya malah semakin semangat dan
tertantang untuk mencapai tujuan saya. Masih segar di pikiran saya ketika saya
berhasil masuk sekolah menengah pertama dengan jalur keolahragaan, saya merasa
senang dan bersyukur, sebab sekolah tersebut merupakan sekolah faforit di kota
saya yang di elu-elukan banyak siswa. Untuk memenuhi syarat kelayakan, saya
melakukan beberapa tes dan praktik seperti jogging 24 kali, passing, shooting,
dan dribbling.
Masa-masa
SMP ini merupakan masa keemasan bagi saya, karena suatu saat saya dan beberapa
teman saya pernah dipindah tugaskan dari sekolah sepak bola saya di Bogor ke
sekolah sepak bola yang berada di Jakarta bernama Soccer One, untuk mengikuti sebuah
turnamen pertandingan topskor. Saya cukup bangga dengan hal tersebut karena
tidak mudah untuk masuk kriteria mengikuti pertandingan itu. Pada pertandingan
kali ini tim saya mengalami kakalahan, tetapi walaupun kalah aku tetap senang
karena mendapatkan pengalaman dan juga sertifkat penghargaan. Hal lain yang
tidak pernah disangka adalah ketika saat itu saya melawan seseorang bernama
Beckham perwakilan dari Bandung yang saat ini sudah sukses menjadi pemain
timnas. Hal itu membuat saya semakin bersemangat dan termotivasi hingga saat
ini.
Pada
tahun 2014 saya juga pernah mengikuti turnamen sepak bola, kali itu diadakan di
kampus IPB dalam rangka dies natalis ke-51, saya beserta tim SSB saya berhasil
menyabet juara dua. Lanjut pada jenjang SMK saya masih aktif bermain sepak bola,
tetapi saya pindah ke Tasikmalaya dan harus berpisah dengan teman-teman SSB
saya yang berada di Bogor.
Saya
masuk ke SMK 2 Tasikmalaya, dan mengikuti ekstrakurikuler sepak bola, namun
belum berjalan secara efektif karena belum menemukan pelatih tetap. Walaupun
begitu aku masih bersemangat mengikuti dan mengembangkan ekstrakurikuler
tersebut agar tidak redup. Namun pada saat SMK saya sempat berhenti bermain
sepak bola dikarenakan kesibukan tertentu yang wajib saya jalani, da baru aktif
lagi ketika saya kelas 3 SMK dengan
mengikuti O2SN antar SMK dan aku mendapatkan juara pertama.
Kemudian
saya pun lulus dan berhasil masuk Universitas Siliwangi yang ada di
Tasikmalaya. Untuk mengasah kemampuan lagi, saya memasuki UKM Sepak bola, namun
celakanya saya mengalami cidera yang cukup parah karena pemanasan. Performa saya jadi berkurang dan selalu
merasa kesakitan ketika bermain. Setelah saya pikirkan matang-matang, saya
akhirnya memutuskan untuk berhenti dari UKM sepak bola, dan vakum sampai saat
ini